top of page

Siapa Sebenarnya Penemu Semen?

Semen, bahan bangunan yang paling dicari di dunia konstruksi.

Semen adalah bahan bangunan yang paling digunakan di segala jenis konstruksi, dari fungsi perekat hingga menjadi bahan baku beton. Hanya saja, pernahkah Anda memikirkan: dari mana asal-muasal semen? Apakah semen awalnya disediakan oleh alam, ataukah ada penemunya? Dan, siapakah penemu sebenarnya?


Mari kita pelajari lebih jauh.


Cerita si Semen Modern

Semen modern yang kita pakai saat ini sebenarnya adalah semen Portland. Mengapa “Portland”? Nama tersebut diambil karena warna semen tersebut serupa warna batu kapur di Portland, Inggris oleh Joseph Aspdin, insinyur setempat yang akhirnya mematenkan semen Portland pada tahun 1824. 


Kemudian, William Aspdin, anak Joseph Aspdin, mengembangkan formula semen Portland dan menambahkan pasir serta air yang kemudian dibiarkan mengering. Hasilnya, ternyata formula baru ini berhasil mengeras menjadi beton kuat yang menjadi cikal bakal beton modern. Beton William Aspdin terbukti lebih kuat dua kali lipat dari balok yang ada pada masanya. 


Bagaimana Joseph dan William Aspdin bisa menemukan formulasinya masing-masing? Hingga sekarang, hal tersebut masih menjadi misteri. Tetapi, yang pasti adalah semen Portland kini menjadi jenis semen paling umum di dunia untuk membuat beton, mortar, dan plester. 


Lalu, sebelum jaman Aspdin, bagaimana gedung-gedung dibangun?


Semen Sebelum Masa Portland

Sebelum penemuan semen Portland, sebenarnya berbagai jenis semen telah digunakan sejak zaman kuno, termasuk semen Romawi yang disebut juga sebagai semen tras.


Semen Romawi menggunakan abu vulkanis dari daerah Pozzuoli, Italia yang kemudian disebut sebagai Pozzolan, yang dicampur dengan batu kapur dan air sehingga membentuk mortar. Ketika mortar ini ditambahkan dengan tanah liat bakar dari kerikil dan batuan lainnya, bangsa Romawi pun menemukan semen hidraulik yang tahan air. Temuan inilah yang kemudian digunakan untuk membangun aqueduct hingga pantheon yang masih menjadi tujuan wisata hingga saat ini. 


Tentunya ada banyak bangunan tinggi sebelum bangsa Romawi berkuasa; piramida Mesir, misalnya. Lalu, apakah semen tidak digunakan pada masa tersebut?


Tentu saja bangunan tinggi tetap membutuhkan sejenis perekat. Tetapi piramida Mesir tidak menggunakan semen dalam artian yang kita kenal saat ini. Bangsa Mesir pada saat itu menggunakan mortar dari gipsum dan batu kapur yang dibakar dan dicampurkan dengan bahan-bahan tambahan lainnya. Selain itu, bangsa Sumeria juga menggunakan sejenis beton ringan dari letusan gunung berapi alami dan batu apung, skoria, dan sebagainya untuk membangun Babilonia pada milenium ketiga SM. 


Penemu Semen Sebenarnya

Jadi, siapakah penemu semen sebenarnya?


Walaupun semen sudah digunakan sejak 12.000-an tahun lalu, dan batu kapur dan abu vulkanis sudah menjadi bahan dasar mortar sejak 800 SM, tetapi pemanfaatannya menjadi serupa beton modern baru terjadi pada masa Romawi. Namun, jika kita membahas tentang semen Portland yang mendunia saat ini, maka kita dapat menyebut Joseph Aspdin sebagai penemu semen modern. Karena semen Portland Joseph Aspdin-lah kita dapat membangun rumah, perkantoran, jembatan, bendungan, hingga gedung pencakar langit.


Semen Portland yang tersedia di pasaran saat ini sangatlah beragam dan diformulasikan untuk kebutuhan konstruksi yang berbeda-beda. Jika Anda bingung dengan berbagai ketersediaan semen Portland, konsultasikan ke penyedia bahan bangunan yang dapat dipercaya, seperti Tunas yang telah menyuplai semen dan beton ke berbagai jenis proyek, dari residensial hingga infrastruktur.


Hubungi Tunas sekarang juga di sini:




Tentang Tunas

Tunas Niaga Konstruksindo (Tunas) adalah penyedia bahan bangunan berkualitas untuk berbagai proyek dan pabrik dengan pengalaman lebih dari 10 tahun. Komitmen utama Tunas adalah menjaga kepercayaan pelanggan dengan memberikan layanan prima melalui pengiriman barang tepat waktu dan solusi terbaik untuk kebutuhan spesifik Anda. Saat ini Tunas melayani pengiriman di area Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Comments


bottom of page