Ketika kita berbicara tentang konstruksi dan semen, kemungkinan besar kita merujuk pada semen jenis OPC (Ordinary Portland Cement). Walaupun banyak jenis semen lainnya, tetapi semen OPC masih merajai dunia konstruksi di Indonesia, serta di dunia.
Saat ini, semen OPC masih menjadi bahan utama berbagai material konstruksi. Pada tahun 2020, sekitar 4,1 miliar ton semen OPC digunakan di seluruh dunia!
Mengapa demikian?
Alasan di Balik Popularitas Semen OPC
Kepopuleran semen OPC atau Semen Portland Biasa di industri konstruksi tidak lepas dari sifatnya yang sangat serbaguna dan cocok untuk berbagai jenis proyek konstruksi, mulai dari bangunan rumah sederhana hingga infrastruktur berskala besar seperti bandara dan gedung bertingkat. Selain itu, sifat-sifat OPC juga sudah dipahami dengan baik oleh mereka yang bergelut di bidang konstruksi dan bangunan, sehingga memudahkan dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek.
Semen OPC sendiri sangat mudah didapatkan hampir di seluruh daerah Indonesia, dan tentunya harganya relatif terjangkau. Hal ini menjadikannya pilihan ekonomis untuk sebagian besar kebutuhan konstruksi umum. Kontraktor bangunan terutama sangat mengandalkan semen OPC yang telah melalui proses standar ketat industri dan bersertifikasi SNI karena kualitasnya cenderung lebih terjamin dan konsisten. Tentunya hal tersebut penting, mengingat semen OPC kerap menjadi tulang punggung bangunan yang pemanfaatannya tinggi, sehingga material bangunannya perlu berada di level aman untuk digunakan.
Semua faktor ini, ditambah dengan standardisasi yang ketat dalam produksinya, menjadikan OPC pilihan yang dapat diandalkan dan efisien untuk berbagai kebutuhan konstruksi modern.
Dari OPC ke PCC
Belakangan ini, semen PCC atau Portland Composite Cement juga mulai dicari terutama karena penambahan material pozzolanik ke semen OPC akan menghasilkan campuran semen dan beton yang lebih baik. Material pozzolan sendiri adalah bahan berbasis silika dan alumina yang ketika dihaluskan dan terkena air akan bereaksi dan menghasilkan senyawa bersifat semen. Contoh material pozzolanik adalah abu terbang, tanah liat, dan batu kapur.
Karena semen OPC fleksibel, maka semen ini mudah dikombinasikan dengan material pozzolanik tersebut untuk menjadi semen Portland campuran atau PCC. Mengalihkan sebagian kandungan ke abu terbang akan menghasilkan beton dengan daya tekan yang lebih tinggi. Pengalihan proporsional ke partikel tanah liat dapat menghasilkan campuran semen dengan partikel lebih kecil yang mengurangi pori dan menghasilkan kekuatan yang lebih baik. Kekuatan awal yang lebih baik juga didapatkan dengan menyertakan partikel batu kapur.
Semen PCC sudah mulai banyak digunakan, terutama untuk pemasangan bata, plesteran, acian, dan pembuatan beton. Dalam salah satu penelitian, beton terendam di sebuah dermaga yang dibuat dari semen PCC memperlihatkan daya tekan dan daya tarik yang meningkat dan, lebih pentingnya lagi, porositasnya semakin menurun seiring berjalannya waktu. Ke depannya, semen PCC ini tampaknya akan semakin populer.
Berakar dari bahan semen OPC, kini semen PCC pun semakin mudah diperoleh di pasaran, termasuk di Tunas Niaga Konstruksindo.
Nilai Semen OPC
Kesimpulannya, semen OPC sangatlah berharga. Tidak hanya karena kekuatannya yang tinggi sehingga bisa dimanfaatkan untuk berbagai jenis konstruksi, tetapi juga fleksibilitasnya untuk dapat dikembangkan menjadi tipe semen Portland lainnya.
Karena popularitasnya, tentu saja merek semen OPC pun beraneka ragam di pasaran. Jika ingin mengetahui merek mana saja yang sudah SNI dan paling sesuai untuk proyek Anda, diskusikan dengan Tunas di:
Tentang Tunas
Tunas Niaga Konstruksindo (Tunas) adalah penyedia bahan bangunan berkualitas untuk berbagai proyek dan pabrik dengan pengalaman lebih dari 10 tahun. Komitmen utama Tunas adalah menjaga kepercayaan pelanggan dengan memberikan layanan prima melalui pengiriman barang tepat waktu dan solusi terbaik untuk kebutuhan spesifik Anda. Saat ini Tunas melayani pengiriman di area Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Comments