Di daerah yang rawan gempa seperti Indonesia, keselamatan seismik seperti merancang bangunan tahan gempa sangatlah penting. Bangunan yang mampu menahan guncangan gempa bisa mengurangi kerugian kerusakan pada bangunan hingga meminimalisir jumlah korban jiwa.
Secara umum, seluruh wilayah di Indonesia rawan gempa bumi karena posisi geografisnya yang berada diantara tiga lempeng besar dunia yang terus aktif bergerak. Situasi ini memang membuat Indonesia menjadi negara bertanah subur, tetapi pada saat yang sama juga menyebabkan Indonesia rentan mengalami pergerakan tanah dan erupsi gunung berapi yang berdampak buruk pada bangunan, terutama jika tidak dibangun untuk tahan guncangan.
Tahun lalu, Indonesia mengalami 217 gempa di atas 5 skala Richter (SR), 9 erupsi gunung api, dan 1.085 kejadian pergerakan tanah. Data ini semakin memperkuat pentingnya mengadopsi teknik konstruksi yang dapat meminimalisasi dampak guncangan pada struktur bangunan.
Dulunya, gedung yang aman dari gempa dipercaya adalah gedung dengan bobot yang berat. Faktanya, hasil studi arsitektur terkini menemukan bahwa bangunan dengan karakter demikian ternyata malah kurang baik dalam menahan gempa. Ketika bumi bergerak, semakin berat bobot bangunannya maka semakin keras pula bantingan terhadap strukturnya sehingga akan lebih mungkin runtuh atau rusak.
Dunia konstruksi membutuhkan bahan bangunan yang lebih ringan tetapi tetap kokoh. Sebagai bahan bangunan yang sudah sangat umum digunakan di dunia konstruksi, baru belakangan ini sajalah baja mulai dilirik serius untuk menjadi material anti-gempa karena memenuhi persyaratan tersebut.
Ketika terjadi gempa bumi, partikel pada struktur bangunan akan saling berbenturan dari sisi ke sisi. Karena baja berbobot ringan, maka dampak benturan pada strukturnya juga lebih kecil. Rangkanya yang lentur juga membuat struktur bangunan baja cenderung melengkung dan bukannya patah saat terjadi gempa. Karena beberapa alasan inilah, bangunan berangka baja biasanya lulus persyaratan tahan gempa.
Jika Anda ingin bangunan tahan gempa, berikut adalah beberapa caranya.
Isolasi Dasar pada Fondasi
Baja dapat digunakan untuk membantu menguatkan fondasi dengan memanfaatkan kelenturan baja dan memanfaatkan teknik isolasi dasar. Bangunan dengan isolasi dasar dari baja dapat meminimalisir guncangan gempa pada struktur karena isolator akan menyerap guncangan gempa dan meminimalisir dampak pada bangunan yang “terpisah” dari fondasinya. Teknik ini terutama penting dilakukan pada gedung tinggi.
Memanfaatkan Wiremesh Baja
Bahan metal seperti baja juga dapat diperlebar menggunakan teknik ekspansi. Proses pelebaran ini menghasilkan lembaran baja yang berlubang-lubang sehingga lentur tetapi tetap kuat. Gunakan wiremesh baja pada dinding, fasad, maupun plafon untuk melindungi bangunan. Selain tahan gempa, material ini juga dapat melindungi bangunan dari cuaca ekstrem lainnya seperti angin kencang dan hujan badai.
Baja semakin popular untuk digunakan sebagai bahan bangunan tahan gempa yang tetap dapat memberikan rasa estetika pada desain struktur bangunan. Wilayah rawan gempa di Indonesia akan sangat diuntungkan oleh arsitektur logam ini karena ketahanan gempanya.
Jika Anda membutuhkan baja dan logam lainnya untuk konstruksi bangunan tahan gempa Anda, jangan ragu untuk menghubungi Tunas Niaga Konstruksindo. Kami siap melayani kebutuhan proyek bangunan anti-gempa Anda.
Referensi: