Aspal dan beton adalah dua bahan paling umum yang digunakan untuk membangun infrastruktur jalan raya di Indonesia. Jalan aspal seringkali lebih diinginkan karena permukaannya halus sehingga nyaman dilewati oleh kendaraan bermotor. Tetapi, sebenarnya pembangunan jalan dengan menggunakan beton memiliki kelebihannya sendiri.
Kelebihan Jalan Beton dibandingkan Jalan Aspal
Pada umumnya, beton adalah bahan yang tahan rusak sehingga tahan lama. Jalan beton dapat bertahan hingga 40 tahun, sementara jalan aspal hanya dapat bertahan maksimal 20 tahun.
Kebutuhan perawatan jalan beton pun jauh lebih rendah dibandingkan jalan aspal sehingga cocok untuk jalan tol jarak jauh atau lintas daerah. Ini berbeda dengan jalan aspal yang membutuhkan pemeliharaan rutin untuk mengisi retakan, melapisi ulang, dan membersihkan dari kerikil dan debu agar tidak cepat rusak sehingga biaya perawatannya lebih tinggi. Karena itulah jalan aspal lebih cocok digunakan di perkotaan yang jarang dilewati kendaraan berat dan mudah aksesnya untuk perawatan rutin.
Yang menariknya lagi adalah kemampuan daur ulang jalanan beton. Jalan beton yang sudah rusak parah dapat dihancurkan hingga menjadi kerikil dan didaur ulang sebagai bahan campuran besi beton dan pasir urukan hingga membuat trotoar dan jalanan baru.
Daerah yang Cocok untuk Jalanan Beton
Banyak daerah di Indonesia yang dapat memanfaatkan jalanan beton. Diantaranya adalah:
Daerah Pedesaan
Keberadaan fasilitas jalan beton akan sangat mendukung logistik transportasi pertanian di pedesaan dalam jangka waktu yang lama. Jalanan di pedesaan membutuhkan daya tahan kuat agar dapat dilewati oleh alat-alat berat pertanian serta truk-truk pembawa muatan pertanian seperti ternak maupun hasil cocok tanam. Selain itu, beton juga lebih tahan cuaca ekstrim khas pedesaan dan tahan bahan kimiawi yang sering digunakan di pertanian.
Kawasan Industri
Karena sering dilalui kendaraan berat, maka jalanan beton sesuai untuk digunakan di kawasan industri. Selain itu banyak area industri yang risiko kebakarannya tinggi karena berurusan dengan bahan kimia. Karena beton tahan api, maka ketika terjadi kebakaran, jalanan beton akan tetap aman untuk dilalui dan dapat tetap berfungsi baik pasca kejadian. Bandingkan dengan jalanan aspal yang dapat meleleh saat terkena api atau panas berlebih seperti kejadian di Inggris tahun lalu.
Daerah Rawan Banjir
Karena jauh lebih tahan cuaca dan tahan air, jalanan beton sangat cocok untuk dibangun di area yang basah atau rawan banjir, misalnya di daerah aliran sungai dan pesisir, wilayah dataran rendah, dan daerah pegunungan yang memiliki curah hujan tinggi. Tentunya ini berbeda dengan jalan aspal yang rusak ketika air merembes masuk ke celah atau retakan pada jalan aspal dan merusak ikatan antara bahan aspal dan bebatuannya, bahkan bisa menyebabkan jalanan amblas (sinkhole) seperti yang baru saja terjadi di Daan Mogot, Jakarta (13/3/2023).
Jalanan amblas (sinkhole) di Daan Mogot, Jakarta, 13 Maret 2023. Kredit Foto: Wilda/Detikcom
Pembuatan Jalan Beton
Langkah pembuatan jalan beton sebenarnya sederhana. Dimulai dengan membuat cetakan (bekisting) sesuai lebar dan ketebalan jalan yang dibutuhkan, lalu membuat campuran beton yang terdiri dari air, semen, dan agregat seperti kerikil, pasir, dan pecahan bebatuan yang kemudian dituang ke dalam bekisting setelah selesai tercampur di mesin mixer. Setelah kering, cetakan beton tinggal dipotong, diratakan, dan dilakukan finishing.
Jika Anda membutuhkan semen untuk infrastruktur jalan beton, jangan ragu untuk menghubungi Tunas. Selain menyediakan bahan bangunan berkualitas, Tunas juga memberi kepastian pengiriman tepat waktu.
Referensi
תגובות