Kapasitas produksi bahan bangunan dalam negeri masih mampu untuk memenuhi lonjakan permintaan dari proyek-proyek di Ibu Kota Negara (IKN). Menurut Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam Kementerian Perindustrian Wiwiek Pudjiastuti, produksi semen, bata, beton, dan sebagainya masih belum optimal penggunaannya sehingga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan IKN.
IKN sendiri mengutamakan material domestik. Pada tahap awal pembangunannya, bahan bangunan yang banyak dibutuhkan adalah semen, agregat, beton, besi, serta baja. Semuanya ini didatangkan dari berbagai daerah di dalam negeri, baik dari pulau Jawa serta Sulawesi. Bahan-bahan bangunan ini digunakan untuk membangun berbagai gedung dan ruang di IKN.
Inilah beberapa diantaranya yang sedang dibangun.
Bendungan Sepaku Semoi
Bendungan Sepaku Semoi yang sudah selesai dibangun dan sedang melalui proses pengisian akan menjadi sumber air baku untuk IKN dan daerah sekitarnya. Pasokan air dari bendungan tersebut akan dialirkan melalui pipa berbahan baja yang dilapisi beton yang cocok untuk mengalirkan air siap minum. Terowongan untuk pengaliran air ini sudah mulai dibangun di kawasan sisi timur IKN dan terpisah menjadi beberapa bagian, yakni untuk jalur listrik PLN, jalur air minum, jalur fiber optic, serta jalur drainase.
Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara
Bentuk dari Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara merupakan turunan dari burung garuda yang merupakan lambang negara Indonesia. Desain dari I Nyoman Nuarta ini akan direalisasikan dengan memasang bilah-bilah dari logam kuningan yang dipadu dengan bilah-bilah baja tahan cuaca yang berlubang-lubang (perforated weathering steel).
Bilah-bilah ini akan membangun bagian sayap Garuda yang tidak hanya berfungsi estetik tetapi juga untuk mengoptimalkan aliran udara ke dalam dan ke luar gedung, sehingga meminimalkan penggunaan pendingin udara (AC) dan menjadi gedung yang ramah lingkungan. Bilah-bilah ini sudah mulai dikirim sejak Agustus lalu ke IKN secara bertahap dan menunggu proses selanjutnya, yaitu pemasangan di lokasi.
Hunian Bertingkat ASN
Area hunian untuk aparatur sipil negara (ASN) akan berkonsep apartemen hijau. Agar dapat terbangun dengan cepat tetapi tetap presisi dan kokoh, bangunan bertingkat ini akan menggunakan beton pracetak modular. Dengan konsep modular, maka logistik pengiriman beton pracetak ini akan lebih mudah, dan pemasangannya pun juga akan lebih ringkas dibandingkan dengan teknologi konvensional yang membangun lantai per lantai secara keseluruhan.
Teknologi ini bukanlah hal baru karena sudah banyak apartemen di seluruh dunia yang menggunakan metode beton pracetak modular. Rencananya teknologi ini akan digunakan untuk membangun 47 gedung bertingkat khusus ASN ini.
Rumah Tapak Menteri
Perkembangan pembangunan rumah tapak para menteri saat ini sudah mencapai 39%. Seperti yang terlihat di foto di atas, rangka rumah menteri menggunakan beton bertulang yang suplai semen, beton, serta besi betonnya diambil dari dalam negeri. Nantinya, perabot yang mengisi rumah menteri juga akan disediakan oleh produsen-produsen domestik. Total akan terdapat 36 unit rumah jabatan menteri yang ditargetkan siap pakai pada tahun 2024.
Digunakan di mega proyek berskala seperti ini membuktikan bahwa kualitas bahan bangunan dalam negeri sudah teruji. Jika Anda ingin menggunakan material bangunan berkualitas seperti yang digunakan di IKN, pastikan Anda membeli material yang sudah tersertifikasi SNI, seperti semua produk yang dijual di Tunas.
Untuk informasi lebih lanjut tentang bahan bangunan:
Tentang Tunas
Tunas Niaga Konstruksindo (Tunas) adalah penyedia bahan bangunan berkualitas untuk berbagai proyek dan pabrik dengan pengalaman lebih dari 10 tahun. Komitmen utama Tunas adalah menjaga kepercayaan pelanggan dengan memberikan layanan prima melalui pengiriman barang tepat waktu dan solusi terbaik untuk kebutuhan spesifik Anda. Saat ini Tunas melayani pengiriman di area Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Referensi
Comments