Tanggal 5 Desember merupakan peringatan Hari Tanah Sedunia yang dicanangkan untuk menyosialisasikan pentingnya peran tanah dan ikut menjaga kesehatan tanah. Faktanya, satu meter kubik tanah sehat dapat menampung hingga 250 liter air, sehingga bangunan yang dikelilingi oleh tanah sehat aman dari erosi dan banjir, serta air tanahnya dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Inilah panduan membangun dengan mempertimbangkan kesehatan tanah.
Memilih Tipe Tanah yang Sesuai
Karakteristik tanah yang cocok untuk mendukung bangunan adalah yang stabil di segala musim dan mampu menampung serta mengalirkan air dengan baik. Jenis tanah terbaik yang seperti ini adalah tanah lempung yang tidak mudah bergeser sehingga mampu menahan keberadaan air dengan baik. Selain itu, tanah bebatuan juga cocok karena sangat stabil dan biasanya tertanam kokoh ke dalam bumi.
Di lain sisi, tanah pasir dan kerikil baik untuk konstruksi bawah tanah karena mampu menahan beban bahan konstruksi berat seperti beton, apalagi jika digabungkan dengan tanah lempung. Agar lebih stabil, pondasi untuk tanah berpasir baiknya menggunakan tiang berulir (helical piles) dan/atau tiang sekrup (screw piles) yang terbuat dari baja kuat yang memiliki daya dukung yang sangat kuat. Untuk material bangunannya sendiri, semen dan beton termasuk yang populer karena kekokohannya dan fleksibilitas campuran agregatnya yang bisa disesuaikan dengan komposisi tanah yang ada.
Sedangkan, tanah yang kurang baik untuk bangunan adalah tanah liat, gambut, dan lumpur. Karena mudah bergeser, maka jika harus membangun di lahan seperti ini, pondasinya perlu dipikirkan dengan matang.
Menjaga Ekosistem Tanah
Tanah lempung memang baik untuk berbagai jenis konstruksi, tetapi di lain sisi tanah ini juga ideal untuk bercocok tanam. Lahan bangunan di tanah lempung disarankan untuk menyisakan sebagian areal untuk penghijauan agar kesehatan tanah tetap terjaga dan struktur bangunan juga terlindungi.
Anda bisa menanam tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi rumah tangga, seperti cabai, kemangi, tomat, dan sebagainya dan memisahkan sampah organik rumah tangga untuk dijadikan kompos tanaman tersebut. Dengan metode sirkular ini, rumah tangga Anda pun akan menjadi bagian dari ekosistem hijau.
Membuat area hijau di rumah sangatlah mudah. Anda tinggal menentukan area-area tanaman dan membatasinya dengan kanstin ataupun bata ringan. Agar mudah untuk berjalan-jalan di area taman –terutama saat tanah sedang basah pasca hujan– lengkapi taman dengan pijakan dari blok tapak (paving atau grass block). Blok tapak yang merupakan salah satu jenis beton precast ini tersedia dalam berbagai bentuk. [Harga paving block dan grass block.]
Untuk pembatas tanah tanaman yang lebih cantik, Anda juga bisa membangun planter dari beton, bata ringan, ataupun woodplank yang langsung tersambung ke tanah utama.
Membuat Drainase yang Baik
Pastikan drainase di sekitar bangunan berfungsi baik agar material konstruksi di bawah tanah tidak cepat rusak karena tekanan air yang terlalu tinggi. Cara termudahnya adalah dengan membeli beton precast siap pasang untuk membuat aliran drainase di sekitar rumah maupun gorong-gorong di areal sekitar.
Sebelum membangun, pastikan Anda mengetahui jenis tanah yang akan dibangun. Tanah non-produktif seperti tanah pasir dan bebatuan kurang baik untuk bercocok tanam sehingga bisa dimaksimalkan untuk pembangunan. Tetapi, tanah lempung adalah tanah ideal untuk bercocok tanam, sehingga membangun di atas tanah seperti ini baiknya tetap menyisakan sebagian area untuk tetap produktif hijau.
Tentang Tunas
Tunas Niaga Konstruksindo (Tunas) adalah penyedia bahan bangunan berkualitas untuk berbagai proyek dan pabrik dengan pengalaman lebih dari 10 tahun. Komitmen utama Tunas adalah menjaga kepercayaan pelanggan dengan memberikan layanan prima melalui pengiriman barang tepat waktu dan solusi terbaik untuk kebutuhan spesifik Anda. Saat ini Tunas melayani pengiriman di area Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Referensi
Comments