top of page

Gedung Hijau dan Hawa Panas

Gedung hijau dan hawa panas di tengah gempuran pemanasan global.

Membangun gedung hijau yang ramah lingkungan semakin digemari belakangan ini. Tidak hanya demi konsep berkelanjutannya, tetapi juga karena saat ini tentunya kita semua sudah mulai merasakan dampak dari pemanasan global.


Beberapa bulan terakhir, sangat terasa hawa panas yang luar biasa. Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu maksimum harian hingga pertengahan bulan ini mencapai 37,2 derajat Celsius di Ciputat, Jawa Barat, dan secara umum beberapa lokasi lainnya berada di kisaran 34-36 derajat.


Suhu panas tersebut ternyata belum memuncak karena Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan sekitarnya baru mulai memasuki musim kemarau. Puncak musim panas ini diprediksi baru akan terjadi sekitar bulan Juli-Agustus 2024.


Siklus musim kemarau ini memang tahunan, tetapi semakin berjalannya waktu, hawa panas semakin terasa. Tidak heran, developer hingga konsumen properti semakin banyak yang mengejar konsep green building untuk ikut berkontribusi dalam menahan amukan pemanasan global, dengan harapan suhu di generasi anak-cucu kita akan menjadi lebih sejuk.


Syarat Membangun Gedung Hijau

Dalam membangun gedung hijau, kontraktor perlu memenuhi beberapa persyaratan agar dapat memperoleh sertifikasi Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI). Salah satu persyaratannya adalah jenis bahan bangunan yang digunakan. Di sinilah, semen ramah lingkungan memainkan perannya.


Produsen semen yang peduli dengan lingkungan biasanya berusaha mengurangi emisi karbonnya dengan beralih dari energi fosil ke ke energi hijau. Produsen semen global SCG, misalnya, mengadopsi teknologi-teknologi baru agar bisa mendaur ulang sampah dan limbah industri untuk diubah menjadi bahan bakar terbarukan untuk pabrik-pabriknya.


SCG menggunakan teknologi AF/AR untuk mendaur ulang limbah industri yang menghasilkan bahan bakar pengganti batu bara, serta teknologi RDF yang mendapatkan energi terbarukan dengan mendaur ulang sampah perkotaan. Saat ini, teknologi RDF SCG sedang dibangun di TPA Cimenteng, Sukabumi, Jawa Barat.

Semen Hijau Bantu Hadang Hawa Panas

Selain membantu pemenuhan syarat Green Building, semen go-green tidak kalah kualitasnya dari semen konvensional –bahkan bisa jadi lebih baik.


Semen Portland komposit (PCC) SCG, misalnya, tidak hanya sudah memiliki Green Label, tetapi kualitasnya juga mampu menahan hawa panas dan memperpanjang usia gedung. Semen PCC ini memiliki daya ikat kuat dan tingkat susut rendah sehingga tidak hanya membuat udara panas sulit menembus dari luar ke dalam, tetapi juga akan mampu melakukan hal tersebut untuk jangka waktu yang lama.


Selain bahan bangunan, membangun gedung yang tahan hawa panas mayoritas bergantung pada desain bangunannya itu sendiri. Salah satunya adalah dengan memastikan rancang bangunan tidak menjebak hawa panas di dalam ruangan.


Beberapa hal yang bisa dilakukan diantaranya:


  • Menerapkan jalur ventilasi yang baik;

  • Tidak membuka pintu dan jendela luar saat hawa luar sedang panas; dan

  • Memastikan adanya ventilasi bukaan atas untuk menjadi jalur keluar hawa panas yang seringkali terperangkap di langit-langit.


Jika Anda peduli dengan lingkungan tetapi juga ingin melawan hawa panas tropis Indonesia, pertimbangkanlah penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan. Sebagai distributor semen dan material konstruksi yang dapat diandalkan, tentunya PT Tunas Niaga Konstruksindo (Tunas) juga menyediakan semen dan beton go green untuk kebutuhan bangunan hijau Anda.


Hubungi kami sekarang juga untuk informasi seputar semen dan bahan bangunan ramah lingkungan lainnya.




Tentang Tunas

PT Tunas Niaga Konstruksindo (Tunas) adalah distributor semen dan bahan bangunan berkualitas untuk berbagai proyek dan pabrik dengan pengalaman puluhan tahun. Komitmen utama Tunas adalah menjaga kepercayaan pelanggan dengan memberikan layanan prima melalui pengiriman barang tepat waktu dan solusi terbaik untuk kebutuhan spesifik Anda. Saat ini Tunas melayani pengiriman di area Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.


Comments


Commenting has been turned off.
bottom of page